Total Tayangan Halaman

Rabu, 08 Juni 2011

Kecup Cumbu Pelepasan


Masih terus melenguh dalam keabadian kerat keserakahan penyamun rasa
Meratap, mengemis, menangis, kejam dan sangat mengagumkan
Rantai pembatas tertawa puas melintang di sela tembok besar benteng pemisah bait kesunyian
Dan kafir-kafir menjerat rangkaian cerita dongeng tabib jelaga
Merambah, meracun dalam hasrat menaungi hati yang tersayat
Menggantikan nyawa yang telah jauh ditinggalkannya
Pohon ara berharap menggantikan pohon emas yang menjadi tambatannya
Menyerah, pasrah dan terjatuh meratap tanpa asa, menyapa teluh peramu cinta
Untuk melepasnya, sebuah karangan jasmine wewangian surga
Sebuah cumbu pertama dan terakhir tuk ucap selamat tinggal

                                                                                                                16 Maret 2011

“Mungkinkah masih ada waktu yang tersisa untukku, andaikan saja aku tau kau tak hadirkan cintamu, ingin ku melepasmu dalam pelukan...” (IPANK)

Kemasan Masa Lalu

Ada yang berbeda ketika aku mendapatimu terjatuh di lubang pengait
Mencengkeram goresan taji tak berkaras
Menuntunku menyerahkan pelumat raga tak berakar
Dan suara erangan itu mencumbu ribuan mata perawan di ujung tala
Serap...serap...serap dan aku tunduk
Sekilas nama-nama itu melintas melepaskan untaian maaf,
Satu...dua...tiga kosong, hampa tanpa penalang kelaliman dan keusangan sang penyaji,
Meletakkan satu sisi penawar sisa kesakitan dalam lumbung perapian
Kirap-kirap masa lalu membuntuti tanpa rasa bersalah
Berhenti pada satu pijakan, menatap sekeliling, melompat pada satu jarum dan kembali pada pijakan lalu
Berlari untuk berdiri menyahut di atas batu es yang membeku karena api
Memungut asap satu demi satu, memasukkan dalam sebuah peti yang ku ukir nama MASA LALU
Dan mungkin kamu sang penalang akan ku pungut sisa cabikan berhala dan kusimpan rapat dalam kemasan masa lalu...

                                                                                                                15 Maret 2011