Total Tayangan Halaman

Jumat, 15 Juli 2011

Presentasi Aliran London (aliran linguistik)

I. Pengertian
Sebuah gerakan linguistik yang hidup di Inggris,
II. Bronislaw Malinowski (1884 -1942)
Malinowski menghasiskan hanpir seluruh hidupnya di inggris, dan ia sangat terkenal dalam bidang antropologi. Minatnya dalam linguistik muncul ketika dia bekerja di laut selatan, ketika dia bekerja dengan penduduk kepulauan trobianda yang masih primitif, disebelah timur papua nigini. Ia berpendapat bahwa tidak mungkin untuk menerjemahkan kata demi kata bahasa yang digunakan oleh penduduk trobianda. Dalam upaya memikirka dan memecahkan masalah tersebut tanpa disadarinya Malinowski membangun sebuah teori makna dan bahasa, pandangan ini disebut konteks situasi.

Brownislaw Malinowski berasal dari Inggris, ia terkenal dalam bidang Antropologi. Pandangannya yang mendasar tentang makna dalam bahasa itu disebut “konteks situasi”, yang kemudian diambil dan dikembangkan oleh J.R.Firth. Menurut Malinowski, makna tuturan itu seperti yang terdapat dalam konteks situasinya. Gagasan ini telah mencakup dan mendukung gagasan Bloomfield. Kaum mentalis dan mekanis biasa menyebutnya metode praktis.
Malinowski berpendapat bahwa:
1) kalimat adalah bahasa dasar.
2) kata merupakan abstraksi sekunder. Ia membatasi kalimat sebagai sebuah tuturan yang di ikat oleh sebuah kesenyapan atau jeda yang dapat didengarkan. Menurut Malinowski bahasa adalah peranti kegiatan sosial dan peranti kerja sama.

1. Komunifatik
Komunifatik adalah istilah yang ditemukan oleh Malinowski untuk memberi label pada pemakaian bahasa yang nonreferensial. Mungkin seseorang akan keberatan bahwa pelarian dari masalah referensial semacam itu hanya ada jika tuturan dalam masyarakat memberi efek melalui perantara pemahaman penutur berupa harapan, keinginan, dan sebagainya.
2. Terjemahan
Selama masyarakat itu unik, bahasa serta situasi pemakaian bahasa itu juga unik, jelaslah bahwa terjemahan itu tidak mungkin bahasa itu secara esential bersifat pragmatik. Oleh sebab itu bahasa dapat diartikan sebagai perangkap lambang benda dalam seperangkat hungan seperti yang dilihat orang dan orang melihatnya menurut kemampuan untuk bertindak kepadanya.


III. John Ruppert Firthian (1890-1960)

J R Firthian merupakan guru besar general linguistik pada universitas london dari tahun 1944 – 1956. Gagasan Firth sendiri dapat kita tekuni pada bukunya Papers in Linguistics dan The Tongues of Men and Speech. Kaum Firth sangat terkenal karena kecenderungannya untuk menerapkan hal – hal yang praktis.

Dia berpendapat bahwa kajian fonemik itu bukanlah satu – satunya cara dan juga bukan merupakan cara terbaik untuk menunjukan fonologis bahasa. Ia merasakan bahwa kajian fonemik itu sangat bermanfaat bagi perancangan sistem tulisan suatu bahasa.

Firth mengeluarkan teori tentang fonologi prosodi.Titik berat perhatiannya memang pada bidang fonetik dan fonologi. Fonologi prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran fonetis. Fonologi prosodi terdiri dari satuan-satuan fonematis dan satuan prosodi. Satuan –satuan fonematis berupa unsur-unsur segmental, yaitu berupa konsonan dan vokal. Sedangkan satuan prosodi berupa ciri-ciri atau sifat-sifat struktur yang lebih panjang daripada suatu segemn tunggal. Ada 3 macam pokok prosodi, yaitu (1) prosodi yang menyangkut gabungan fonem: struktur kata, struktur suku kata, gabungan konsonan, dan gabungan vokal; (2) prosodi yang terbentuk oleh jeda; dan (3) prosodi yang lebih daripada fonem-fonem suprasegmental.

Empat hal yang menjadi titik berat teori Firth ini yaitu
1. Komponen sosiologis dalam studi linguistik
Malinowski banyak mempengaruhi Firh menyatakan pentingnya menempatkan kata – kata dalam kontes keseluruhan ujaran pada situasinya. Inilah yang disebunya dengan The context of situation. Firth terpengaruh oleh Malinowski dalam studi hubungan bahasa dan konteks sosial, menolak formalisme struktural yang statis yang menurutnya terpulangkan pada pembedaan ketat langue/parole dari saussure.
2. Teori makna
Pada tahun 1930-an Firth menyetujui bahwa makna adalah The total network of relations or functions into which any linguistic item enters ( jaringan keseluruhan dari relasi – relasi dan fungsi – fungsi ke dalam mana setiap butir linguistik masuk). Kata – kata menjadi bagian dari kebiasaan dan makna yang mungkin dimiliki kata – kata itu adalah pola – pola tingakah laku, dan dalam pola ini kata – kata tersebut memepunyai fungsi koordinasi.
3. Analisis makna dalam batasa level Structure dan system
Dari sanding kata adalah dua kata atau lebih, dianggap sebagai butir – butir kosakata sendiri, dipakai dalam sandingan satu sama lain yang lazim dalam bahasa tertentu. Menurut Firth, adalah sebagian data kata malam untuk bisa atau mungkin bersanding kata dengan kata gelap.
Hubungan yang mungkin dimasuki butir – butir bahasa itu terbagi dua yaitu
1. Internal atau formal
Hubungan – hubungan antara satu butir formal dengan yang lainnya, seperti hubungan butir – butir kosakata dalam sanding katanya atau hubungan – hubungan sintaksis antara kategori – kategori dramatik.
2. Situasional
Hubungan – hubungan antara butir – butir atau kategori – kategori bahasa denga segala unsur – unsur diluar bahasa dalam situasi – situasi dalam mana bahasa mengantarai manusia pada pemeran serta daloam satu situasi sosial.
4. Teori fonologi
Firth mengajukan pemisahan persyaratan transkripsi dari persyaratan pengertian struktur fonologi. Pendekatan firth dalam fonologi terkenal denga sebutan prosodic analysis atau prosodic phonologi. Prosodic analysis berbicara dengan dua tipe kesatuan :
1. Phonematic unit
Adalah segmen – segmen, disusun secra seri seperti konsonan dan vowel.
2. Prosody
Prosody mengacu kepada ciri – ciri fonetik yang meluas pada keseluruhan dari struktur, misalnya pola – pola intonasi.

IV. DAFTAR PUSTAKA
Alawilah, Chaedar. 1989. Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik. Bandung : Angkasa

http://griyawardani.wordpress.com/2011/02/27/aliran-linguistik-aliran-london/ diakses pada tanggal 25 maret 2011-03-25
\
Kentjono, djoko.1984. Dasar – Dasar Linguistik Umum. Jakarta: fakultas sastra universitas indonesia

Kuingin Kau Tahu (Adrian Martadinata)

Bm D G Bm
Selama aku pergi ku akan mengingatmu

Bm D G A F#m G
Tak hanya sementara selalu dan selalu kurindukan

F#m G A
Senyummu untukku di sini


Reff:

B E
Ku ingin kau tahu meskipun ku jauh

G#m F# E
Ku ada di hatimu

B E
Ku ingin kau tahu meskipun kau jauh

G#m F# E F# Bm
Kau tetap milikku selamanya





Bm D G A F#m
Ku bernyanyi untukmu, untukmu yang kurindukan

G F#m G A
Tetaplah setia menungguku kan kembali


Reff:

B E
Ku ingin kau tahu meskipun ku jauh

G#m F# E
Kau ada di hatiku

B E
Ku ingin kau tahu meskipun kau jauh

G#m F# E F# B
Kau tetap milikku selamanya

Kamis, 14 Juli 2011

Terakhir dan tak kan terulang lagi, Bu!

oleh Martha Ria Hanesti pada 18 Mei 2011 jam 1:32

"di doa ibuku, namaku disebut, di doa ibuku dengar ada namaku disebut"
Hingga detik ini, aku masih terus memutar otak gimana cara mengganti kalung hadiah dr ibu yg hilang ditanganku...
Ibukku bukan depkolektor.
Tapi aku lupa hari ke 17 di purnama ke 5 ini adalah hari special buat ibu,
Pikun, pikun, pikun
Ditengah hiruk pikuk jalan utama itu justru aku mengajak ibu utk menemaniku menari,
Ibuku bukan depkolektor, tapi malaikat.
Tapi aku memang tidak tertarik utk tau kapan hari jadi ibu, setidaknya aku jd tidak tau kapan Tuhan mengurangi jatah nafas ibu.
Ibuku bukan depkolektor, tapi guru.
Pernah menangis dipelukan ibu, tp sayang aku lebih sering melihat ibu menangis karena tanganku...
Ibuku bukan depkolektor, hanya hamba yg menguasaiku saja.
Terima kasih utk air mata dan doamu, ibu! Takkan lagi ibu terluka olehku utk yg kesekian kali. Tetaplah mencintaiku hingga aku tak mampu lg mencintaimu saat Tuhan menarik kembali jantung yang DIA titipkan padaku, tetaplah menjadi wanita yg menjadi semangatku utk mengawali nada dalam lagu hidupku, ibu! Aku mencintaimu...

Presentasi Sosiolinguistik (Bahasa dan Kebudayaan)


BAHASA DAN KEBUDAYAAN
1.       Bahasa
Manusia sering didefinisikan sebagai makhluk yang berbahasa/berbicara (homo loquens) (46). Bahasa yang digunakan manusia merupakan sesuatu yang sangat mendasar, sehingga manusia sendiri tidak lagi memikirkan bagaimana cara berbahasa seperti saat kita bernafas. Bahasa pun sama pentingnya seperti bernafas. Kita bisa membayangkan bagaimana jika dalam kehidupan kita sama sekali tidak bernafas. Kita mungkin akan merasa lemas bahkan kita bisa mati karena mungkin sebagian dari tubuh kita akan tidak berfungsi. Jika kita tidak mempunyai bahasa, maka kita akan kehilangan kesanggupan kita hidup sebagai makhluk social, dengan kata lain kita akan kehilangan kemanusiaan kita (46).
Secara garis besar bahasa adalah suatu sistem perisyaratan (semiotic) yang terdiri dari unsur-unsur isyarat dan hubungan antara unsur-unsur itu. unsur bahasa yang paling dikenal orang ialah kata. Kata merupakan unsur yang paling sulit didefinisikan secara ilmiah oleh ahli-ahli bahasa. Unsur-unsur lain dari bahasa ialah fonem, morfem, frase dan klausa (46-47).
Hubungan atau struktur dari unsur-unsur bahasa pada dasarnya terdiri dari dua maacam, yang satu secara horizontal atau sintagmatis (=mengenai urutan) dan vertical atau paradigmatic (=mengenai penggolongan).
Dilihat dari sudut lain, bahasa dapat kita gambarkan sebagai terdiri dari sub sistem (48), yaitu:
1.       Subsistem fonologi, yang mencakuo unsur-unsur bunyi serta strukturnya
2.       Tata bahasa (Inggris: Grammar) yang memerikan hubungan antara unsur-unsur bermakna (morfem, kata, frase, dan klausa)
3.       Kosakata, yaitu daftar dari unsur-unsur bermakna.
Aspek kedua dari pengkajian bahasa ialah fungsinya. Fungsi bahasa yang paling mendasar adalah untuk komunikasi, yaitu alat pergaulan dan perhubungan sesame manusia. Komunikasi memungkinkan terjadinya suatu sistem social atau masyarakat (48).
Diluar komunikasi kebahasaan, ada juga sistem-sistem komunikasi lain, umpamanya perkerabatan (yang dapat dipakai mengatur hidup bersama), isyarat dengan gerak badan (mengangguk untuk menyatakan persetujuan, mengayunkan tangan untuk memanggil), cara berpakaian (mengenakan pakaian tertentu dapat mengisyaratkan kekhidmatan suatu pertemuan, tanda-tanda kepangkatan pada pakaian dapat mengisyaratkan kedudukan).
2.       Kebudayaan
Semua sistem semiotic atau komunikasi diatas disebut kebudayaan, yaitu keseluruhan sistem komunikasi yang mengikat dan memungkinkan bekerjanya suatu himpunan manusia yang disebut masyarakat. Dengan demikian kebudayaan dapat kita definisikan sebagai sistem aturan-aturan komunikasi yang memungkinkan suatu masyarakat terjadi, terpelihara dan dilestarikan.
Biasanya penyusun-penyusun definisi itu melihat kebudayaan dari segi aspek yang berbeda. Kroeber dan Kluckhom (1952) telah mengumpulkan berpuluh-puluh definisi mengenai kebudayaan, dan mengelompokkannya menjadi 6 golongan menurut sifat definisi itu. Yakni:
1)      Definisi yang deskriptif  : definisi yang menekankan pada unsur-unsur kebudayaan.
2)      Definisi yang historis       :definisi yang menekankan bahwa kebudayaan itu diwarisi secara kemasyarakatan.
3)      Definisi normatif              : definisi yang menekankan hakikat kebudayaan sebagai aturan hidup dan tingkah laku.
4)      Definisi yang psikologis  : definisis yang menekankan pada kegunaan kebudayaan dalam penyesuaian diri kepada lingkungan, pemecahan persoalan, dan belajar hidup.
5)      Definisi yang struktural  : definisi yang menekankan sifat kebudayaan sebagai suatu sistem yang berpola dan teratur.
6)      Definisi yang genetik      : definisis yang menekankan pada terjadinya kebudayaan sebagai hasil karya manusia.
Pengelompokkan definisi-definisi kebudayaan yang dibuat Nababan (1984) pun menunjukkan bahawa kebudayaan itu melingkupi segala aspek dan unsur kehidupan manusia. Nababan mengelompokkan definisi kebudayaan atas 4 golongan, yaitu:
1)      Definisi yang melihat kebudayaan sebagai pengatur dan pengikat masyarakat.
2)      Definisi yang melihat kebudayaan sebagai hal-hal yang diperoleh manusia melalui belajar atau pendidikan(nurture)
3)      Definisi yang melihat kebudayaan sebagai kebiasaan dan perilaku manusia.
4)      Definisi yang melihat kebudayaan sebagai sistem komunikasi yang dipakai masyarakat untuk memperoleh kerjasama, kesatuan, dan kelangsungan hidup masyarakat manusia.
Koentjaraningrat (1992) mengatakan bahwa kebudayaan itu hanya dimiliki manusia, dan tumbuh bersama dengan berkambangnya masyarakat manusia. Untuk memahaminya Koentjaraningrat menggunakan sesuatu yang disebutnya “kerangka kebudayaan”, yang memiliki 2 aspek tolak yaitu wujud kebudayaan dan isi kebudayaan. Yang disebut wujud kebudayaan itu berupa wujud gagasan, perilaku, dan fisik atau benda. Ketiga wujud itu secara berurutan disebutnya juga sistem bahasa, yang bersifat abstrak; sistem sosial, yang bersifat agak konkret; dan kebudayaan fisik yang bersifat sangat konkret. Isi kebudayaan terdiri dari 7 unsur yang bersifat universal artinya, ketujuh unsur itu terdapat dalam setiap masyarakat manusia yang ada di dunia ini. ketujuh unsur itu adalah:
1)      Bahasa
2)      Sistem teknologi
3)      Sistem mata pencaharian hidup/ekonomi
4)      Organisasi sosial
5)      Sistem pengetahuan
6)      Sistem religi
7)      Kesenian

3.       Hubungan bahasa dan Kebudayaan
Bahasa sebagai sistem komunikasi adalah suatu bagian atau subsistem dari sistem kebudayaan –malah termasuk dalam bagian yang inti dan terpenting dalam kebudayaan.
Bahasa terlibat dalam semua aspek kebudayaan, paling sedikit dengan cara mempunyai nama atau istilah bagi unsur-unsur dari semua aspek kebudayaan itu.
Kebudayaan manusia tidak akan dapat terjadi tanpa bahasa; bahasalah faktor yang memungkinkan terbentuknya kebudayaan (50).
Hubungan lain dari bahasa dengan kebudayaan ialah bahwa bahasa, sebagai sistem komunikasi mempunyai makna dalam suatu kebudayaan tertentu, sehingga mengerti sesuatu bahasa tertentu memerlukan sedikit banyak pengertian tentang kebudayaan (50).
Hubungan lain antara bahasa dan kebudayaan, yaitu bahwa kunci bagi pengertian yang mendalam atas suatu kebudayaan adalah melalui bahasanya. Semuanya yang dibicarakan dalam suatu bahasa, terkecuali ilmu pengetahuan yang kita anggap universal adalah tentang hal-hal yang ada dalam kebudayaan bahasa itu (51).
Menurut Koentjaraningrat hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang subordinatif, dimana bahasa berada di bawah lingkup kebudayaan.
Dua macam hubungan antara bahasa dan kebudayaan, yakni :
1.       Bahwa bahasa adalah bagian dari kebudayaan, dan
2.       Bahwa seseorang belajar kebudayaan melalui bahasanya
Kedua hubungan tersebut  disebut hubungan filogenetik (yang pertama) dan hubungan entogenetik (yang kedua). Kedua hubungan itu perlu kita perhitungkan dalam pengajaran bahasa, khususnya dalam pembuatan dan penyajian bahan pelajaran. Gambaran dari kedua hubungan tersebut:



4.       Tata cara berbahasa
Tatacara berbahasa ini mengatur
a.       Ap yang seharusnya kita katakan pada waktu dan keadaan tertentu
b.      Ragam bahasa apa yang sewajarnya kita pakai dalam situasi linguistic tertentu
c.       Kapan dan bagaimana kita menggunakan giliran berbicara kita dan menyela orang lain
d.      Kapan kita harus diam, jangan berbicara.
Seseorang baru dikatakan mahir berbahasa (memakai suatu bahasa), kalau dia sudah cukup tahu akan hal dan tatacara tersebut. Kajian tentang hal-hal ini biasa disebut dengan “etnografi berbahasa”.
Dalam interaksi berbahasa, bukan hanya gerakan badan yang mempunyai aturan tetapi juga penglihatan (kontak mata) yang dikaji oleh Michael Argyle (1973:173). Demikian juga penggunaan ruang dan jarak antara pemeran serta, dan penggunaan waktu dalam interaksi, yang dikaji oleh ahli-ahli interaksi sosial seperti Michael Argyle (1973), Scheflen (1976), Goffman (1963,1971), Hall (1966). Mengenai jarak antara pemeran serta dalam percakapan disebut juga “proksemik” , dapat disebut disini bahwa jarak yang besar antara pemeran serta tidak sejalan dengan ragam bahasa akrab dan sebaliknya.

You’re Still The One >> Shania Twain

(When I first saw you, I saw love.
And the first time you touched me, I felt love.
And after
all this time, you’re still the one I love.)
Looks like we made it
Look how far we’ve come my baby
We mighta took the long way
We knew we’d get there someday
They said, “I bet they’ll never make it”
But just look at us holding on
We’re still together still going strong
(You’re still the one)
You’re still the one I run to
The one that I belong to
You’re still the one I want for life
(You’re still the one)
You’re still the one that I love
The only one I dream of
You’re still the one I kiss good night
Ain’t nothin’ better
We beat the odds together
I’m glad we didn’t listen
Look at what we would be missin’
They said, “I bet they’ll never make it”
But just look at us holding on
We’re still together still going strong
(You’re still the one)
You’re still the one I run to
The one that I belong to
You’re still the one I want for life
(You’re still the one)
You’re still the one that I love
The only one I dream of
You’re still the one I kiss good night
(You’re still the one)
You’re still the one I run to
The one that I belong to
You’re still the one I want for life
(You’re still the one)
You’re still the one that I love
The only one I dream of
You’re still the one I kiss good night